-->

Sekolah Abaikan Pendidikan Moral?

Sekolah Abaikan Pendidikan Moral?

Membaca berita di www.republika.co.id tertanggal 12 Maret 2012 08:52 yang berjudul “Pengamat: Sekolah Abaikan Pendidikan Moral”Di situ disebutkan bahwa seorang Pengamat Sosial Universitas Muhammadiyah Malang, menyampaikan beberapa hal terkait moral dan etika para pelajar di Indonesia yang dianggap mulai terabaikan oleh sekolah.
Saya teringat kejadian beberapa tahun kebelakang tentang sebuah kejadian di sekolah tempat saya belajar di tingkat SMP। Saat itu saya sedang silaturahmi ke salah satu rumah guru saya dan mendapatkan sebuah cerita yang miris untuk saya dengar. Bagaimana tidak, salah satu dewan guru tersangut dengan kasus hukum karena melakukan pemukulan terhadap beberapa siswa.

Kronologisnya adalah :
Seperti biasa, setiap hari senin seluruh siswa wajib mengikuti upacara pengibaran Bendera Merah Putih di halaman sekolah। Petugas upacara selalu dilakukan bergiliran berdasarkan kelas yang ditunjuk sesuai jadwal. Kejadian pada satu kelas saat itu, tak satupun para siswa laki-laki yang bisa menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan saya katakan TRAGIS.

Berulang-ulang bapak guru dengan sabar mengajari mereka bernyanyi, mengumandangkan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”, tapi dengan sikap MASA BODOH mereka sangat susah untuk mengikuti।Jangankan Bapak guru yang terlibat langsung dengan situasi ini, saya yakin siapapun marah mendengarnya। Dan saya sangat memahami apa yang beliau lakukan terhadap para siswa tersebut. Beliau melakukan pemukulan yang sebetulnya tidak menyakiti para siswa tersebut. Jangankan luka, bekas merah pun tidak ada, beliau melakukan dengan gulungan buku dan hanya pelan-pelan dilakukan dibagian leher para siswa. Hanya itu, tolong dicatat.

Selang berganti hari tiba-tiba media masa lokal memberitakan tentang penganiayaan seorang guru terhadap para siswanya. Polisi setempat pun dengan sigap merespon pemberitaan tersebut dan melakukan penangkapan. Parahnya, tanpa melakukan visum sang guru akan langsung diadili.

Usut punya usut, ternyata salah satu siswa yang mengaku korban penganiayaan tersebut memiliki keluarga jurnalis (wartawan ;red)। Kita sudah bisa membaca akhir cerita ini pemirsa, sang guru terpaksa harus mengeluarkan beberapa uang untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Kesimpulan:
Jangan salahkan mereka yang sudah dengan ikhlas mengajar anak-anak anda di sekolah jika terjadi amoral dan rendahnya etika putra putri anda। Dewasa ini, para guru hanya diijinkan untuk mengajar bukan mendidik. Jika sedikit tindakan kekerasan terhadap siswa dianggap sebuah pelanggaran HAM. Jangan heran jika putra-putra anda sangat senang tawuran di jalanan. Jangan heran jika para putri anda melakukan seks bebas dengan para teman-temannya. Jangan salahkan para pengajar jika putra-putri anda mulai mengkonsumsi NARKOBA. Semua itu adalah tanggung jawab anda sebagai orang tua. Sekali lagi saya tegaskan, ”PARA GURU DEWASA INI ADALAH SEBAGAI PENGAJAR, BUKAN PENDIDIK”.

Note:
Terima kasih untuk Bapak Guru yang telah mengajari saya tentang perjuangan hidup ini, nasehat terakhir anda saat itu telah mengantakan saya pada titik ini. Sampai kapanpun saya tidak akan mampu membalas semua ini. Saya hanya bisa berdoa, Semoga Allah SWT. Melimpahkan rahmat dan keberkahan kepada anda dan keluarga. Aamiin.

Share:

Posting Lainnya:

Disqus Comments