-->

Populasi masyarakat China

Populasi masyarakat China

GDP
Populasi China yang terbagi 50% urban (perkotaan) dan 50% rural (pedesaan) itu baru terjadi tahun 2010 kemarin, belum lama. 

Sejak sejarah tercatat tentang Cina 3500 tahun lalu, peradaban China adalah peradaban desa, bukan kota. 

Kota adalah tempat tinggal tuan tanah terbesar (keluarga raja), dan yang bukan pemilik tanah (rakyat) dominan tinggal di pedesaan. 

Raja dianggap pemegang mandat langit, setidaknya itulah keimanan saat itu, juga tipikal keimanan yang dipelihara oleh tuan tanah semua kerajaan (termasuk di pojokan Asia Tenggara).

Republik Indonesia kan didirikan 1945, sedangkan Republik Rakyat China tuh baru dilahirkan 1949, jadi secara de jure kita lebih 'tua' sekitar 4 tahun, walaupun secara de facto China lebih dulu jadi satu kesatuan politik sejak 2070 SM (setidaknya klaim mereka lah). 
Populasi

Populasi China tahun 1960-an itu sekitar 600 juta orang, Indonesia 87 juta manusia, bertambah terus tahun 2015 ini populasi China 1,3 miliar manusia, dan Indonesia jadi 267 juta orang. 

Sebenarnya juga, diatas kertas, dari tahun 1960-an sampai 1998 itu pendapatan rata-rata perorang di Indonesia lebih tinggi daripada perorang di China, mereka melesat itu pasca 1998, kitanya jatuh sampai sekarang. Pendapatan perorang di Cina 2 kali pendapatan perorang di Indonesia, ini rata-rata ya.

Yang jadi masalah tuh sebenarnya bukan soal kualitas pendidikan, tapi seberapa relevan pendidikan bisa mengondisikan generasi mudanya buat transaksi ekonomi, baik itu sebagai produsen, pedagang, agen, atau konsumen, kuncinya disitu! 

Pendidikan apa yang berkualitas? Ya pendidikan yang bisa mendidik manusia buat mandiri, hidup dalam masyarakat pasar modern! 

Apapun ideologi ekonomi yang dipakai! China memang sistem satu partai beraroma komunisme lah, tapi dogma komunisme tidak 100% dipakai di transaksinya, mereka pakai tuh ide kepemilikan privat terbatas, bahkan sampai seolah-olah membangun kapitalis ventura, padahal terbatas juga. Tapi intinya mereka tidak sedogmatis yang dibayangkan pengamat intelektual.

Sudahlah, itu China negara mereka, Amerika Serikat juga negara mereka! Kita sendiri mau kemana? Sibuk mikir mereka perang atau tidak di Laut China Selatan, jangan sampai abai menyiapkan diri dan generasi berikut. 

Okelah sekolah belum mulai, tapi kalau sekolah mulai apakah orang tua yakin, kurikulum bakal mendidik mereka jadi manusia mandiri yang bisa bertransaksi dalam kondisi apapun? Tidak terlalu bergantung dengan 'sistem' dan selalu bisa mencari peluang.

Ekonomi Indonesia memang fragile, tapi lebih fragile lagi kondisi politiknya, kita tidak paham ini semua sudah siap-siap saja buat 2024. Ya peduli amatlah, peduli sebatas yang bisa dijangkau saja. Siapkan yang bisa disiapkan, bereskan yang ada dalam jangkauan.




Ditulis oleh akun fb Wukir Mahendra

Share:

Posting Lainnya:

Disqus Comments